Pada Minggu petang, kebakaran 6 kios Pangkalan Kerinci mengguncang warga dan pedagang di kawasan Pelalawan. Api cepat melahap kios-kios kayu dan menimbulkan kerugian mencapai Rp 200 juta, memicu keprihatinan dan upaya penanganan profesional.
Kebakaran itu terjadi sekitar [tanggal yang belum ditemukan di sumber]. Api mulai muncul dari salah satu kios, merambat ke lima kios lainnya karena material kayu dan jarak yang dekat. Tim pemadam segera dikerahkan, berupaya memadamkan api sebelum meluas.
Kerugian materi yang diderita pedagang diperkirakan sekitar Rp 200 juta. Barang dagangan, bahan baku, dan struktur kios sebagian besar hangus. Beberapa pedagang kehilangan aset utama dan menghadapi tantangan pemulihan usaha.
Menurut dugaan awal, kebakaran kemungkinan disebabkan oleh korsleting listrik—sumber api potensial yang umum terjadi di kios berbahan kayu. Investigasi polisi dan pemadam kebakaran masih berlangsung untuk memastikan penyebab pasti.
Tim gabungan Damkar, BPBD, TNI, Polres, dan warga segera turun ke lokasi. Upaya pemadaman dilakukan secara cepat, berikut pendinginan sisa api. Pemerintah setempat sedang mempersiapkan bantuan dan evaluasi keamanan daerah rawan kebakaran.
Untuk mencegah kejadian serupa, pedagang diimbau memeriksa instalasi listrik secara rutin, hindari over‑load kabel, dan gunakan bahan non‑permanen yang lebih aman. Simulasi evakuasi dan pelatihan damkar juga sangat dianjurkan.
Setelah musibah, penting untuk segera memulai pemulihan usaha, baik dari sisi modal, renovasi kios, maupun pengadaan barang dagangan. Bantuan dari pemerintah dan donatur sangat membantu pedagang kembali berjualan lebih cepat.
Kebakaran 6 kios Pangkalan Kerinci yang menyebabkan kerugian sekitar Rp 200 juta menjadi pengingat penting untuk meningkatkan standar keamanan dan kesiapsiagaan terhadap risiko kebakaran. Kerjasama antar pemangku kepentingan menjadi kunci pemulihan dan pencegahan di masa depan.