Fenomena aphelion adalah momen di mana Bumi berada pada jarak terjauh dari Matahari dalam orbitnya. Di tahun 2025, aphelion terjadi pada bulan Juli, tetapi apakah fenomena ini akan mengubah suhu di Bumi? Meskipun peristiwa ini terdengar menarik, dampak aphelion pada suhu Bumi sebenarnya sangat kecil jika dibandingkan dengan faktor lainnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apakah aphelion 2025 benar-benar akan menyebabkan suhu lebih dingin atau tidak.
Aphelion adalah titik di orbit Bumi yang berada pada jarak terjauh dari Matahari. Peristiwa ini terjadi setiap tahunnya pada sekitar bulan Juli. Namun, perbedaan jarak ini hanya sedikit mempengaruhi suhu di Bumi, karena pengaruh utama terhadap suhu Bumi berasal dari berbagai faktor lainnya seperti aktivitas Matahari dan kondisi atmosfer.
Secara lebih teknis, Bumi akan berada sekitar 152 juta kilometer dari Matahari saat aphelion, sedangkan saat perihelion (titik terdekat), jarak ini hanya sekitar 147 juta kilometer. Meskipun perbedaan ini ada, Bumi tetap menerima energi yang cukup untuk mempertahankan suhu yang stabil di permukaannya.
Salah satu hal yang perlu diketahui adalah bahwa perbedaan jarak antara Bumi dan Matahari selama aphelion atau perihelion tidak berdampak signifikan pada suhu global. Suhu Bumi dipengaruhi lebih besar oleh posisi matahari di langit dan distribusi energi di atmosfer, bukan hanya oleh jarak tersebut.
Jarak lebih jauh selama aphelion memang membuat Bumi menerima sedikit lebih sedikit energi Matahari. Namun, perbedaan ini hanya sekitar 3-4% dari total energi yang diterima, yang pada gilirannya tidak menyebabkan perubahan suhu yang mencolok.
Faktor-faktor yang lebih penting dalam menentukan suhu Bumi adalah musim, komposisi atmosfer, dan pola cuaca global. Misalnya, pada musim panas di belahan Bumi utara, suhu lebih tinggi karena sumbu Bumi miring, sehingga lebih banyak energi Matahari yang diterima.
Selain itu, faktor lain seperti perubahan iklim dan efek rumah kaca lebih berperan dalam mengatur suhu global daripada pengaruh aphelion atau perihelion.
Pada bulan Juli, saat aphelion terjadi, belahan Bumi utara sedang mengalami musim panas. Ini berarti bahwa meskipun Bumi sedikit lebih jauh dari Matahari, musim panas tetap akan berlanjut dengan suhu yang tinggi. Hal ini karena Bumi sudah berada dalam posisi di mana sinar Matahari lebih intensif diterima di belahan utara.
Sebaliknya, di belahan Bumi selatan, bulan Juli adalah puncak musim dingin. Walaupun jarak Bumi lebih jauh dari Matahari, musim dingin ini sudah dipengaruhi oleh faktor lain seperti distribusi energi Matahari yang kurang intens. Oleh karena itu, meskipun aphelion terjadi, suhu dingin di belahan selatan lebih banyak dipengaruhi oleh pola cuaca lokal dan arus udara.
Siklus aktivitas Matahari, yang berlangsung selama 11 tahun, juga memengaruhi suhu Bumi. Meskipun aphelion mengurangi sedikit energi Matahari yang diterima, siklus aktivitas Matahari—termasuk jumlah bintik Matahari dan radiasi Matahari—lebih berperan dalam perubahan suhu global dalam jangka panjang.
Pada tahun 2025, jika Matahari berada pada fase aktivitas tinggi, suhu global bisa sedikit lebih panas. Sebaliknya, jika Matahari sedang memasuki fase aktivitas rendah, suhu global bisa sedikit lebih dingin. Oleh karena itu, meskipun aphelion terjadi pada Juli 2025, pengaruh siklus Matahari lebih besar terhadap suhu Bumi.
Secara ilmiah, aphelion tidak berhubungan langsung dengan perubahan iklim. Perubahan iklim lebih dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca, deforestasi, dan aktivitas manusia lainnya. Dengan kata lain, meskipun aphelion 2025 terjadi, perubahan iklim yang lebih besar dan pemanasan global lebih ditentukan oleh faktor-faktor manusia dan bukan pergerakan Bumi dalam orbitnya.
Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) memiliki dampak besar terhadap suhu global. Aktivitas manusia yang menyebabkan peningkatan gas-gas ini di atmosfer memerangkap panas dan menyebabkan suhu global meningkat. Oleh karena itu, meskipun aphelion dapat mempengaruhi sedikit suhu pada tingkat regional, dampak perubahan iklim lebih dominan.
Fenomena aphelion pada Juli 2025 tidak akan menyebabkan suhu Bumi menjadi lebih dingin secara signifikan. Meskipun Bumi sedikit lebih jauh dari Matahari pada saat aphelion, perbedaan energi yang diterima oleh Bumi hanya kecil. Pengaruh yang lebih besar datang dari faktor-faktor lain seperti aktivitas Matahari, distribusi energi atmosfer, dan perubahan iklim global.
Jadi, meskipun aphelion menarik untuk dipelajari, suhu Bumi lebih dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan faktor-faktor manusia lainnya daripada pergeseran jarak antara Bumi dan Matahari.