Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengungkapkan penyebab utama harga tiket pesawat domestik yang masih tinggi meski permintaan masyarakat terus meningkat. Fenomena ini menjadi perhatian khusus pemerintah, karena biaya perjalanan udara yang mahal berpotensi membatasi mobilitas wisatawan dan memengaruhi pertumbuhan sektor pariwisata. Menurut Sandiaga, ada dua faktor signifikan yang menjadi penyebab utama harga tiket pesawat domestik melambung.
Salah satu faktor utama adalah tingginya biaya operasional maskapai. Dalam beberapa tahun terakhir, harga bahan bakar pesawat mengalami fluktuasi signifikan. Sandiaga menjelaskan, harga avtur menjadi salah satu komponen terbesar dalam struktur biaya operasional maskapai. Ketika harga bahan bakar meningkat, maskapai harus menyesuaikan tarif tiket untuk menutupi biaya tambahan.
Selain itu, biaya perawatan pesawat, gaji kru, dan biaya sewa atau layanan bandara juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Biaya pajak dan retribusi yang diterapkan di berbagai bandara domestik turut menambah beban maskapai. “Maskapai harus tetap menjaga operasional agar tidak merugi, sehingga harga tiket terkadang harus naik,” kata Sandiaga.
Beberapa maskapai juga menghadapi kendala dalam hal efisiensi rute penerbangan. Penerbangan yang tidak penuh atau rute dengan jumlah penumpang rendah tetap harus dilakukan untuk menjaga jaringan penerbangan nasional. Hal ini menambah biaya operasional per penumpang, sehingga harga tiket menjadi lebih tinggi.
Baca Juga: Hulk Hogan Diberikan Penghormatan di Florida
Faktor kedua yang disebut Sandiaga adalah tingginya permintaan pasar. Selama beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia semakin gemar melakukan perjalanan domestik. Tren ini meningkat terutama saat musim liburan, long weekend, atau hari-hari besar nasional. Tingginya permintaan ini memaksa maskapai menyesuaikan tarif tiket agar seimbang dengan kapasitas pesawat yang tersedia.
Fenomena “peak season” membuat harga tiket di rute populer—seperti Jakarta–Bali, Jakarta–Yogyakarta, atau Surabaya–Lombok—melonjak drastis. Sandiaga menjelaskan bahwa mekanisme penentuan harga tiket mengikuti prinsip ekonomi dasar, yaitu penawaran dan permintaan. “Ketika banyak orang ingin bepergian bersamaan, harga tiket otomatis naik. Ini wajar dalam industri penerbangan,” jelasnya.
Selain itu, tren pariwisata domestik yang semakin meningkat juga didukung oleh program pemerintah seperti Wonderful Indonesia, yang mempromosikan destinasi wisata baru. Peningkatan jumlah wisatawan lokal membuat beberapa maskapai menyesuaikan harga tiket agar kapasitas tetap sesuai permintaan.
Harga tiket pesawat domestik yang tinggi memiliki dampak signifikan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Bagi wisatawan dengan anggaran terbatas, biaya transportasi yang mahal dapat menjadi penghambat untuk melakukan perjalanan, terutama ke destinasi baru di luar kota besar. Hal ini berpotensi menurunkan tingkat kunjungan wisatawan domestik dan mengurangi kontribusi ekonomi dari sektor pariwisata.
Selain itu, tingginya harga tiket juga memengaruhi pengeluaran masyarakat di destinasi wisata. Jika biaya perjalanan udara tinggi, wisatawan cenderung mengurangi pengeluaran untuk akomodasi, makanan, dan aktivitas wisata, sehingga pendapatan pelaku UMKM lokal menjadi lebih terbatas.
Bagi maskapai, harga tiket tinggi mungkin menjadi solusi jangka pendek untuk menutupi biaya operasional. Namun, jika harga tiket terus meningkat tanpa adanya penyesuaian struktural, maskapai dapat kehilangan segmen pasar yang sensitif terhadap harga.
Baca Juga: Ancaman Kelaparan di Gaza
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Perhubungan telah melakukan berbagai upaya untuk menekan harga tiket domestik, antara lain:
- Subsidi bahan bakar
Pemerintah memberikan dukungan berupa subsidi bahan bakar bagi maskapai domestik untuk menurunkan biaya operasional sehingga harga tiket lebih terjangkau bagi masyarakat. - Optimalisasi slot penerbangan
Pengaturan slot penerbangan yang lebih efisien di bandara utama diharapkan dapat meningkatkan penggunaan pesawat secara optimal, sehingga biaya per penumpang berkurang. - Pengembangan maskapai low-cost carrier
Pemerintah mendorong munculnya maskapai baru atau low-cost carrier yang menawarkan harga tiket lebih kompetitif, terutama di rute-rute yang banyak diminati wisatawan domestik. - Peningkatan kapasitas bandara regional
Dengan membuka bandara baru atau meningkatkan fasilitas bandara regional, maskapai dapat menambah rute penerbangan dan menawarkan harga lebih kompetitif untuk daerah yang sebelumnya kurang terlayani. - Kampanye promosi destinasi alternatif
Pemerintah juga mendorong wisatawan untuk menjelajahi destinasi alternatif, yang dapat mengurangi kepadatan di rute populer sehingga harga tiket lebih stabil.
Melalui langkah-langkah ini, pemerintah berharap harga tiket domestik bisa lebih bersahabat bagi masyarakat tanpa mengurangi kualitas layanan penerbangan.
Sementara pemerintah dan maskapai bekerja sama menekan harga tiket, wisatawan juga bisa melakukan beberapa strategi untuk menghemat biaya perjalanan, antara lain:
- Memesan tiket lebih awal: Harga tiket biasanya lebih murah jika dipesan beberapa minggu atau bulan sebelum keberangkatan.
- Memilih waktu penerbangan di luar peak season: Hindari musim liburan atau long weekend untuk mendapatkan tarif lebih murah.
- Memanfaatkan promo maskapai: Banyak maskapai rutin menawarkan promo, diskon, atau cashback bagi pengguna kartu tertentu.
- Menggunakan bandara alternatif: Penerbangan ke bandara sekunder atau kota terdekat sering kali lebih murah dibandingkan bandara utama.
Dengan strategi ini, wisatawan tetap bisa menikmati perjalanan domestik tanpa terbebani harga tiket yang tinggi.
Baca Juga: Trump Luncurkan Tarif Baru