KAI membatalkan sebanyak 440. 000 tiket setelah KA Argo Bromo Anggrek mengalami kecelakaan di Subang, yang menarik perhatian masyarakat. KAI menjamin pengembalian dana penuh 100 persen dan memberikan tambahan waktu untuk pembatalan.
Sebuah kecelakaan terjadi pada tanggal 1 Agustus 2025 di Emplasemen Stasiun Pegadenbaru, Kabupaten Subang, Jawa Barat, saat KA Argo Bromo Anggrek (KA-1) anjlok. KAI segera mengumumkan pembatalan total 440. 581 tiket untuk perjalanan antara 1 hingga 3 Agustus 2025. Tidak ada yang meninggal, tetapi satu penumpang mengalami luka ringan dan kini sudah sembuh.
PT KAI memastikan pengembalian dana 100 persen untuk tiket yang dibatalkan akibat KA Argo Bromo Anggrek, baik untuk pembatalan secara offline maupun online. Didiek Hartantyo, Direktur Utama, menyatakan bahwa lebih dari 440. 000 tiket yang terdampak akan dikembalikan sepenuhnya, dan pengajuan refund akan dibuka 7 hari dalam seminggu selama 24 jam mulai dari jadwal keberangkatan.
Penumpang dapat mengajukan refund tiket melalui loket di stasiun keberangkatan atau melalui aplikasi Access by KAI. Pengembalian dana secara offline dilakukan secara tunai di loket, sementara refund online akan masuk ke rekening yang terkait di aplikasi. KAI juga menambah waktu untuk pembatalan hingga 7 hari dalam seminggu selama 24 jam agar antrean tidak terlalu panjang. Jumlah loket ditambah dari tiga menjadi lima, dan layanan beroperasi sepanjang waktu.
Kejadian ini berdampak pada jadwal operasional puluhan kereta lain. Pada tanggal 2 Agustus, 54 perjalanan KA dibatalkan, dan 24 perjalanan pada tanggal 1 Agustus. Beberapa kereta dialihkan ke jalur selatan melalui Purwokerto-Kroya-Banjar-Bandung. Daop 8 Surabaya juga membatalkan sembilan kereta jarak jauh, termasuk Argo Semeru, Jayabaya, Gumarang, dan lainnya.
Setelah kejadian tersebut, KAI memberlakukan batas kecepatan maksimum 60 km/jam di lokasi kejadian. Kecepatan akan dinaikkan bertahap hingga kembali normal (120 km/jam) dengan memastikan keamanan teknik ditingkatkan. KA Argo Lawu menjadi kereta pertama yang melintas setelah perbaikan dilakukan, dengan kecepatan 10 km/jam sebagai pengujian operasional.
PT KAI mengerahkan sekitar 200 personel gabungan untuk menangani dampak dan proses evakuasi, serta perbaikan jalur dan pemulihan operasional. KAI juga meminta maaf atas gangguan dan keterlambatan yang terjadi serta menegaskan bahwa keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama.