Dalam pesan yang beredar, Haji Faisal mengirimkan pesan yang cukup panjang, tetapi Mayang tampak tidak merespons. Bukti berupa tangkapan layar menunjukkan bahwa pesan di WhatsApp sudah dibaca, tetapi tidak ada jawaban. Hal ini semakin menguatkan anggapan bahwa Mayang memang sengaja menghindar.
Ia memutuskan untuk membagikan bukti percakapan melalui media sosial. Tangkapan layar menunjukkan bahwa pesan dibaca pada pukul 8 malam dan tidak ada tanggapan yang diberikan. Ini menjadi poin penting untuk ditelaah lebih lanjut.
Pengguna internet mulai mencap Mayang sebagai sosok yang playing victim sebagai korban karena sikapnya yang menghilang setelah membaca pesan dari Ayah Fuji. Bukti percakapan tersebut mendukung klaim ini. Dengan demikian, pendapat publik semakin mendukung tema tulisan ini.
Ayah Fuji memberikan pernyataan eksklusif, menegaskan bahwa reaksinya terhadap pesan yang tidak direspons adalah karena kesedihan, bukan kemarahan. Ia menyatakan bahwa percakapan itu sangat penting dan harus dihargai.
Setelah reputasi Mayang terpengaruh karena bocornya pesan, masyarakat memiliki pandangan yang bervariasi. Ada yang beranggapan Mayang bersikap defensif, sementara para penggemar setia masih membelanya. Intinya, pembicaraan ini memunculkan polemik yang besar.
Dalam beberapa hari ke depan, media akan mengamati tindakan Mayang seolah-olah playing victim sebagai korban. Banyak portal berita akan membahas kembali pesan ini. Reaksi masyarakat bisa semakin meningkat, mengingat tangkapan layar telah menyebar secara luas.
Haji Faisal memperlihatkan bukti percakapan, yang memicu anggapan bahwa Mayang sengaja playing victim korban. Kenyataan bahwa dia membaca pesan tanpa merespons menjadi inti perbincangan ini.