Risiko apabila Indonesia tidak berhasil dalam negosiasi tarif dengan Amerika Serikat, hasilnya bisa sangat serius dan luas, berdampak pada ekspor, investasi, dan harga di pasar domestik sejak awal.
Peningkatan tarif dari AS dapat menjadikan produk ekspor Indonesia kurang bersaing. Barang-barang seperti kelapa sawit, tekstil, dan elektronik dapat mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan ini akan langsung menurunkan pendapatan negara dan melemahkan neraca perdagangan.
Jika Indonesia memutuskan untuk menaikkan tarif sebagai respon, harga barang impor seperti suku cadang, bahan baku, dan teknologi akan meningkat. Kenaikan biaya ini akhirnya akan dibebankan kepada konsumen dan menyebabkan inflasi melewati target yang ditetapkan Bank Indonesia.
Ketidakpastian mengenai tarif dapat membuat investor asing menunda atau membatalkan rencana mereka untuk berinvestasi. Proyek-proyek dalam bidang hilirisasi, manufaktur, dan infrastruktur akan terhenti, menghambat penciptaan lapangan kerja.
Industri seperti elektronik dan otomotif yang mengandalkan kerjasama dengan produsen dari AS bisa terkena dampak negatif. Menurunnya permintaan untuk ekspor dari sektor tersebut dapat menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja bagi para pekerja.
Keluar masuknya modal dan penurunan ekspor akan memicu pelemahan nilai tukar rupiah. Nilai tukar yang menurun akan memperburuk inflasi impor dan menambah beban utang luar negeri.
Amerika Serikat dapat memberlakukan tarif tambahan atau memasukkan sektor unggulan Indonesia dalam daftar hitam. Kebijakan balik seperti ini akan menambah ketidakpastian dan memaksa Indonesia untuk lebih menekan sektor domestik.
Kegagalan dalam negosiasi dapat merusak nama baik diplomasi ekonomi Indonesia. Negara-negara mitra dagang lainnya mungkin mulai melihat Indonesia sebagai negara yang lemah dan berpotensi mengambil langkah-langkah yang tiba-tiba berubah.
- Diversifikasi pasar ekspor ke negara selain AS.
- Percepat hilirisasi agar nilai tambah tetap tinggi.
- Perkuat hubungan diplomatik dan aliansi perdagangan dengan negara-negara lain.
- Beri insentif untuk memfasilitasi investasi dalam negeri.
Masalah kegagalan negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat membawa banyak risiko: penurunan ekspor, inflasi tinggi, penurunan investasi, industri yang lemah, melemahnya nilai rupiah, meningkatnya risiko retaliasi, dan kerusakan reputasi diplomasi. Strategi untuk mengurangi dampak ini dapat dilakukan melalui diversifikasi pasar, mempercepat hilirisasi, memperkuat diplomasi, dan menerapkan kebijakan investasi yang proaktif.