Donald Trump berpendapat bahwa sekarang sulit hentikan serangan Israel ke Iran. Pernyataan ini menjadi perhatian banyak orang dan memicu debat mengenai batasan diplomasi AS serta pengaruhnya terhadap situasi di Timur Tengah.
Trump menyatakan bahwa meminta Israel untuk menghentikan serangan ke Iran adalah tugas yang sulit. Dia menjelaskan bahwa alasan strategis dan kondisi di lapangan membuat permintaan itu rumit untuk diterima.
Dia berpendapat bahwa Israel memiliki posisi yang kuat secara militer, sehingga permohonan untuk menghentikan serangan terasa tidak realistis. Trump menekankan pentingnya keseimbangan dalam situasi perang dan tantangan diplomasi yang ada.
Israel terus menyerang infrastruktur Iran bahkan saat negosiasi diplomatik berlangsung. Trump tidak mendorong untuk adanya gencatan senjata, tetapi masih membuka kemungkinan untuk dialog.
Sebelumnya, Trump pernah memberi saran kepada Netanyahu untuk menunda serangan dan lebih memilih jalur diplomasi terlebih dahulu. Namun, kini dia tidak mendesak agar penghentian langsung dilakukan.
Trump secara jelas lebih mendukung pendekatan diplomasi daripada konflik bersenjata. Dia berharap melalui negosiasi, perang yang melibatkan kekuatan militer besar dapat dihindari.
Sikap yang tidak mendesak penghentian serangan dapat memperkuat hubungan antara AS dan Israel, sekaligus menimbulkan kritik internasional tentang kemungkinan eskalasi.
Negara-negara seperti PBB, China, dan Rusia menyerukan perlunya meredakan ketegangan. Sikap Trump saat ini berada di bawah tekanan diplomatik dari masyarakat internasional.
Trump menyampaikan bahwa sulit meminta Israel menghentikan serangan ke Iran, mengingat keuntungan strategis yang dimiliki oleh Israel. Dia cenderung pada diplomasi namun tidak mendesak Israel untuk bertindak. Pernyataannya mencerminkan keadaan hubungan AS–Israel serta kompleksitas dalam konflik yang terjadi di kawasan tersebut.